Setiap tanggal 22 Oktober, gema takbir dan semangat juang para santri kembali menggema di seluruh penjuru negeri. Hari Santri Nasional bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi momentum untuk meneguhkan kembali peran santri sebagai penjaga nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan.
Menjadi santri bukan hanya tentang tinggal di pesantren, mengenakan sarung dan peci, atau melafalkan kitab kuning. Lebih dari itu, menjadi santri berarti menjadi pribadi yang berjiwa pejuang, berakhlak, dan berilmu, yang siap mengabdikan diri untuk agama, bangsa, dan masyarakat. Sejarah telah mencatat bahwa dari tangan-tangan santri lahir tokoh-tokoh besar yang turut memperjuangkan kemerdekaan dan menjaga keutuhan bangsa hingga hari ini.
Tahun ini, Hari Santri Nasional 2025 mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.” Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi panggilan bagi para santri masa kini untuk berpikir global tanpa kehilangan akar lokal. Di tengah arus modernisasi dan perkembangan teknologi, santri dituntut untuk tetap berpegang pada nilai-nilai akhlak, sekaligus mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman.
Santri zaman dulu berjuang dengan bambu runcing dan doa. Santri zaman kini berjuang dengan pena, ilmu, dan teknologi. Mereka hadir di ruang kelas, di dunia digital, di tengah masyarakat, menyebarkan nilai Islam yang damai, toleran, dan penuh kasih. Santri adalah bukti bahwa kemajuan tidak harus menghapus tradisi, dan religiusitas tidak harus menutup diri dari perubahan.
Menjadi santri berarti menjadi bagian dari perjalanan panjang bangsa ini. Mereka belajar untuk taat, sederhana, dan berjiwa sosial tinggi. Dalam diri santri tertanam tiga kekuatan: spiritualitas yang mendalam, intelektualitas yang kuat, dan moralitas yang luhur. Inilah modal utama untuk membangun Indonesia yang berkeadaban dan berperadaban dunia.
Oleh karena itu, Hari Santri hendaknya menjadi pengingat bagi kita semua — guru, siswa, dan masyarakat — bahwa nilai-nilai kesederhanaan, kemandirian, serta semangat belajar tanpa lelah harus terus hidup dalam diri setiap generasi. Karena sejatinya, setiap orang yang menuntut ilmu dengan niat tulus untuk kemaslahatan umat adalah santri dalam makna sejati.
Selamat Hari Santri Nasional 2025.
Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia!
Penulis : Surya. S
