Guru merupakan profesi yang mulia, meskipun secara materi jauh panggang dari api.
Pilihan menjadi guru bukan perkara mudah. Perlu pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang jernih di tengah gencarnya gempuran materialisme di berbagai lini kehidupan saat ini.
Bisa dikatakan para guru adalah benteng terdepan peradaban. Dari beliau-beliau lah kita mengenal aksara dan angka, dan bagaimana cara merangkainya menjadi sesuatu yang bermakna.
Abah Drs. K.H. Tajudin Ahmad dalam acara Pembinaan Guru Mapel, Kamis 10 Oktober 2024, di aula Al Maghfur Laha Umi Hj. Maemunah, menyampaikan betapa pentingnya peran guru.
“Setiap kita, terlebih ibu-ibu secara fitrah adalah guru. Bapak-bapak guru bagi istrinya. ibu-ibu selain sebagai istri, juga merupakan guru bagi anak-anaknya.”
“Bahkan dikatakan lingkungan pendidikan yang pertama adalah keluarga. Ibu dan Bapak bisa seperti ini karena dididik oleh orangtua di rumah. Bisa bicara, bahkan hal kecil seperti menyuap (makanan –red) adalah karena didikan orang tua di rumah.”
“Oleh karena itu, peran guru sangatlah penting. Jasa para guru tidak bisa dinilai oleh ukuran materi.” (ades)