
Alhamdulillah pada tahun 2015 silam saya dan istri beserta keluarga besar Yayasan Pendidikan Islam Al-Fathimiyah, Telukjambe Timur, Karawang, dapat menunaikan ibadah haji, sebuah kesempatan yang -mudah-mudahan- bukan untuk terakhir kalinya.
Saya selalu melantunkan doa untuk dapat kembali lagi ke Tanah Suci Makkah dan Madinah. Memandang lagi Kubah Hijau (The Green Dome), Raudhoh, Baqi, Masjid Umar, Masjid Abu Bakar, Kiswah, Hajar Aswad, Maqom Ibrahim, Hijr Ismail, Talang Emas (Mizab), Bukit Safa dan Marwa, meminum zamzam tanpa batas, dan secara langsung jiwa serta raga hadir di tempat-tempat istimewa tersebut, tak sekadar menyaksikan dari foto di medsos, laman web, atau TV.
Pun demikian dengan orang-orang yang menyertai dan menjadi wasilah pelaksanaan ibadah haji kami. Semuanya istimewa.

Satu sosok tetap lekat di hati. Beliau adalah KH Hasan Nuri Hidayatullah, akrab disapa Gus Hasan, pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Cilamaya, Karawang.
Usianya belum terlalu tua. Dalam kancah per-kyai-an dapat dikata beliau masih lah muda. Tapi dalam hal keilmuan gelar kyai untuk beliau tidaklah berlebihan. Fix, memang sangat pantas.
Baca juga: Sekeping Ilmu: Kecil Tapi Besar, Sederhana Tapi Kaya
Pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2015 itu, kami satu kloter (kelompok terbang). Di asrama haji Bekasi, saya satu kamar dengan beliau. Meski masih muda, pembawaannya kalem. Jauh dari kesan grasa-grusu. Nada bicaranya datar dengan kalimat tersusun rapi khas orang ‘alim. Dan senyum yang selalu menghiasi wajah teduhnya.
Dibimbing oleh beliau dalam keluarga besar KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Asshiddiqiyah Cilamaya Karawang bersama sekitar 60-an jamaah, adalah pengalaman istimewa.
Istimewa karena beliau saat itu adalah Rais Syuriah PCNU Karawang. Tentu saja kita yang dibimbingnya merasa aman, nyaman, dan firm atas semua urusan tata-laksana ibadah haji. Untuk jamaah yang sangat awam sekalipun, urusan ibadah haji ini menjadi hal yang enteng dan santai, tapi terasa mantap dan yakin karena keluasan referensi beliau.
Rasanya, kesempatan berhaji dan dibimbing langsung oleh beliau takkan datang dua kali. Beliau pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PWNU Jawa Barat. Jadwalnya tentu padat. Plus daftar tunggu haji yang kian mengular.
Tapi doa tentu saja harus tetap dipanjatkan. Mudah-mudahan saya dan keluarga dapat kembali berhaji dan dibimbing lagi oleh Gus Hasan alias KH Hasan Nuri Hidayatullah. Aamiin. (*)