
K.H. HASAN NURI HIDAYATULLAH
(Pimpinan Pondok Pesantren Asshiddiqiyyah, Cilamaya)
Gus Hasan, demikian K.H. Hasan Nuri Hidayatullah akrab disapa. Beliau adalah Rois Syuriah PCNU Karawang periode 2012-2017, dan Ketua PWNU Jawa Barat periode 2016-2021. Beliau juga pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 3 dan 4, Cilamaya, Karawang.
NU Online bagian Jawa Barat pernah menyebut sosok Gus Hasan sebagai “Kiai Muda Visioner”. Ditulis sepanjang dua bagian tulisan, dan terbit di pertengahan Agustus 2020.Beliau memang masih sangat muda ketika memimpin NU Jawa Barat, yakni 38 tahun.
Salah satu yang Gus Hasan ingat ketika diwawancara untuk memberikan testimoni obituari sosok Al Maghfurlah K.H. Zaenal Abidin Ahmad adalah, “Al Maghfurlah walaupun lebih tua tidak memandang saya lebih muda, bisa memposisikan diri dalam organisasi.”
Simak wawancara Pemimpin Redaksi Majalah Risalah Al-Fathimiyah, H. Bangga Heriyanto, S. Sos, dan Sekretaris Redaksi, Ummi Hj. Ade Sa’diyah Ahmad, S. Sos, dengan KH Hasan Nuri Hidayatullah di ndalem Beliau, Pondok Pesantren Asshiddiqiyyah 3, Cilamaya, Senin, 18 November 2024:
Kapan mengenal Al Maghfurlah KH Zaenal Abidin Ahmad, dalam momen apa dan di mana? Mohon diceritakan?
Kalau saya tidak salah ingat, kenal Beliau itu ketika masih periode NU-nya zaman almarhum KH Hasan Bisri Syafi’I sebagai Ketua PCNU. Kebetulan saya masih belum aktif sebagai pengurus, tapi sudah mulai ikut kegiatan-kegiatan di PCNU. Kenal sekilasnya mulainya dari sana, karena kebetulan Beliau pesantrennya relatif di kota, sehingga mudah diakses bila ada kegiatan-kegiatan di PCNU. Tahun persisnya kurang begitu ingat. Zamannya pemilihan presiden SBY, awal-awal waktu itu. (dapat diasumsikan sekitar tahun 2004–red).
Karena ada chemistry, tidak lama langsung akrab. Akhirnya ketika berikutnya sama-sama jadi pengurus di PCNU, beliau wakil Ketua Tanfidziyah, jadi wakilnya pak H. Marzuki ketika itu. Sementara saya Ketua Syuriah.
Mohon disebutkan dan diceritakan momen-momen yang dilalui bersama Beliau?
Momen dengan Al Maghfurlah banyak sekali. Hampir setiap kegiatan di PCNU, walapun saya Syuriah Beliau Tanfidziyah, Beliau pasti ada. Padahal porsinya ‘kan beda. Tapi setiap ada kegiatan Syuriah di mana pun hampir pasti Beliau selalu ada. Ini karena kalau kita bareng-bareng itu sudah cocok.
Adakah kenangan tersendiri bersama Beliau yang amat berkesan?
Semua momen bersama beliau itu sangat berkesan. Saya dan beliau sudah tidak ada jarak lagi. Kalau kebetulan saya sedang main ke rumah Beliau dan tiba waktu sholat, saya dipersilahkan sholat di kamar Beliau. Dan Beliau juga bila sedang ada di sini (Ponpes Asshiddiqiyyah Cilamaya –red) sudah seperti rumah sendiri. Tidak sungkan-sungkan. Ngobrol sampai larut malam. Terlebih lagi ada salah satu adik Beliau yang pernah mondok di Asshiddiqiyyah Pusat (Ummi Hj. Ade Sa’diyah Ahmad –red).
Pendapat tentang sosok Beliau?
Beliau adalah sosok yang ulet, ikhlas, dan tegas. Ulet kalau sudah berkegiatan untuk NU tidak pandang siang atau malam selalu siap. Ikhlas karena kalau pergi ke manapun dalam rangka kegiatan NU, tidak pernah mengeluhkan apa-apa, misalnya mobil saya tidak ada bensinnya, atau keluhan soal materi lainnya. Padahal waktu itu Beliau mendampingi ketua PCNU yang serba punya, tapi Beliau bukan tipe yang jika mendapatkan tugas mensyaratkan soal materi.
Kemudian Beliau itu tegas. Jika ada pendapat atau langkah-langkah tertentu dari teman-teman yang dirasa kurang pas, Beliau juga berani ada di depan untuk menyatakan sikap yang lain, tentu saja demi kemaslahatan bersama. Ulet, ikhlas, dan tegas, tiga hal ini untuk dimiliki oleh satu orang itu jarang-jarang, dan Beliau memiliki itu semua.
Beliau itu ide-idenya banyak. Tidak hanya ikut sana ikut sini, Beliau punya pendirian dan gagasan. Beliau ini sama saya walaupun lebih tua tidak memandang saya lebih muda, bisa memposisikan diri dalam organisasi. Beliau adalah sososk yang mampu menempatkan dirinya dan bisa menempatkan posisi orang lain. Dan itu hanya dimiliki oleh orang-orang cerdas.
Apa yang paling dirindukan dari sosok Beliau?
Ketika mendengar Beliau sakit, saya merasa kehilangan. Kehilangan teman diskusi, kehilangan sosok yang, masyaAllah… Sosok Beliau ini dibilang serius ya serius, dibilang suka guyon ya suka guyon, tengah-tengah lah.
Pesan khusus untuk santri-santri Beliau?
Beliau ini sosok yang memiliki sisi-sisi positif yang banyak, agar ditiru terutama kegigihan dalam berjuang, baik mengurus organisasi seperti NU dan lembaga-lembaga pendidikan di Al-Fathimiyah. Kemudian karena bagaimanapun Beliau adalah sosok guru di Al-Fathimiyah, jangan lupa untuk selalu mendoakan Beliau. Salah satu di antara kunci keberkahan itu adalah santri mau istiqomah mendoakan guru. Beliau adalah guru untuk seluruh santri Al-Fathimiyah. (*)

