4 Desember 2024 19:47
Sebagai santri menjaga kebersihan bukan hanya melaksanakan tata tertib tetapi lebih dari itu merupakan ajaran dan perintah dari Allah Swt. dan Rasulullah Saw.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُۗ مَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.”

Islam adalah agama yang paripurna. Segala sesuatu telah diatur oleh agama ini, sampai kepada hal-hal yang sangat mendetail.

Termasuk dalam hal menjaga kebersihan dan kesucian diri. Bahkan sebelum beribadah pun kita disyariatkan untuk bersuci. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran Surat Al Maidah ayat 6 di atas.

Disebutkan juga dalam hadits riwayat Atthabroni:

تَنَظَّفُوْا بِكُلِّ مَا اِسْتَطَعْتُمْ فَاِنَ اللهَ تَعَالَي بَنَي الاِسْلاَمَ عَلَي النَظَافَةِ وَلَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلاَ كُلُّ نَظِيْفٍ

Artinya: “Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah Ta’ala membangun Islam ini di atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih.”

Islam menekankan kebersihan sebagai dasar ajarannya. Beberapa hal berikut patut diperhatikan oleh Umat Muslim.

Pertama
Dicintai oleh Allah:

عَنْ سَعْدِبْنِ اَبِى وَقَّاصٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّ اللهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيْفٌ يُحِبُّالنَّظَافَةَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌيُحِبُّالْجَوَادَفَنَظِّفُوْااَفْنَيْتَكُمْ

Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT itu baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, mulia dan menyukai kemuliaan, bagus dan menyukai kebagusan. Karenanya, bersihkanlah lingkunganmu.” (HR. At – Tirmidzi).

Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa setiap Muslim dianjurkan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Karena kebersihan, keindahan, dan kesucian adalah sesuatu yang disukai oleh Allah SWT.

Kedua
Sebagian dari iman:

الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ

Artinya: “Bersuci itu merupakan setengah dari iman.” (HR. Muslim)

Disebutkan dalam hadis tersebut bahwa menjaga kebersihan merupakan salah satu bentuk keimanan seorang Muslim.

Ketiga
Ibadahnya ditolak jika tidak bersuci:

ابْنَ عُمَرَ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ

Artinya: “Ibnu Umar berkata, ‘Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima salat seseorang tanpa bersuci, dan tidak diterima sedekah dari curian.” (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa seorang Muslim wajib hukumnya bersuci sebelum melakukan suatu ibadah. Seorang Muslim yang beribadah dalam keadaan kotor, tidak akan diterima amalannya.

Keempat
Bersihkan segala sesuatu karena Islam dibangun atas kebersihan:

تَنَظَّفُوْا بِكُلِّ مَا اِسْتَطَعْتُمْ فَاِنَ اللهَ تَعَالَي بَنَي الاِسْلاَمَ عَلَي النَظَافَةِ وَلَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلاَ كُلُّ نَظِيْفٍ

Artinya: “Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah ta’ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih.” (HR Ath-Thabrani).

Berdasarkan hadis di atas, umat Islam dianjurkan untuk membersihkan segala sesuatu sesuai kemampuannya masing-masing. Hal itu karena Islam sendiri dibangun atas dasar kebersihan.

Kelima
Allah SWT menjanjikan surga bagi orang yang membersihkan dahan pohon di jalan:

مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ : وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهُمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ

Artinya: “Ada seorang lelaki yang membuang dahan pohon yang menghalangi jalan, lalu ia berkata, “Demi Allah, aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan menyakiti kaum muslimin,” maka Allah pun memasukkannya ke surga.” (HR Muslim).

Terlihat jelas dari hadis tersebut bahwa Allah SWT menjanjikan surga bagi yang membersihkan dahan pohon di jalanan. Selain menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan dahan pohon yang berserakan di jalan bisa menghindari kemacetan lalu lintas dan tidak menghalangi pejalan kaki.

Keenam
Menjaga kebersihan masjid:

أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وسلم ببنيان المساجد في الدور ، وأمر أن تنظف وتطيب “. أخرجه أحمد في “المسند” (26386) ، وصححه الشيخ الألباني في السلسة الصحيحة (2724)

Artinya: “Rasulullah SAW memerintahkan untuk membangun masjid di perkampungan. Dan memerintahkan untuk membersihkan dan memberi wewangian.” (HR Ahmad).

Sebagaimana yang sudah disebutkan dalam hadis di atas, Rasulullah SAW memerintahkan untuk membangun masjid sekaligus membersihkan dan memberikan wewangian atau pengharum di masjid tersebut.

Ketujuh
Perintah membersihkan halaman:

طَهِّرُوا أَفْنِيَتَكُمْ ، فَإِنَّ الْيَهُودَ لَا تُطَهِّرُ أَفْنِيَتَهَا ” . أخرجه الطبراني في “المعجم الأوسط” (4057) ، وحسنه الشيخ الألباني في “السلسلة الصحيحة”

Artinya: “Bersihkan halaman kamu, karena sesungguhnya orang Yahudi tidak membersihkan halamannya.” (HR. Tobroni).

Hadis di atas bisa menjadi acuan untuk membersihkan halaman rumah atau halaman kelas, tempat usaha, dan lain-lain.

Kedelapan
Membersihkan diri sebelum sholat Jumat:

إِنَّهَذَايَوْمُعِيدٍجَعَلَهُاللَّهُلِلْمُسْلِمِينَ،فَمَنْجَاءَإِلَىالْجُمُعَةِفَلْيَغْتَسِلْ،وَإِنْكَانَطِيبٌفَلْيَمَسَّمِنْهُ،وَعَلَيْكُمْبِالسِّوَاكِ

Artinya: “Hari ini (Jumat) adalah hari raya yang dijadikan Allah SWT untuk umat Islam. Bagi siapa yang ingin melaksanakan salat Jumat, hendaklah mandi, memakai wangi-wangian kalau ada, dan menggosok gigi (siwak).” (HR: Ibnu Majah)

Kesembilan
Anjuran membersihkan pakaian yang dikenakan:

أتانا – رسولُ الله – صلَّى الله عليه وسلم – فرأى رجُلاً شعِثاً قد تفرَّقَ شَعرُهُ ، فقال: “أما كان هذا يَجدُ ما يُسَكِّنُ به شَعْرَهَ؟ ” ورأى رجُلاً آخر عليه ثيابٌ وسِخَة فقال: “أَما كان هذا يجدُ ما يَغسِلُ به ثوبَهُ؟ “. والحديث صححه الشيخ الألباني في السلسلة الصحيحة

Artinya: “Rasulullah SAW mendatangi kami dan beliau melihat seseorang berdebu dan rambutnya terburai. Maka beliau bersabda,

“Apakah dia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat merapikan rambutnya. Dan beliau melihat orang lain memakai baju kotor, maka beliau bersabda,

“Apakah dia tidak mendapatkan apa yang dapat mencuci bajunya.” (HR Abu Dawud).

Kesepuluh
Menjaga kebersihan tubuh:


الْفِطْرَةُ خَمْسٌ (أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ) الْخِتَانُ، وَالاِسْتِحْدَادُ، وَتَقْلِيمُ الأَظْفَارِ،وَنَتْفُ الإِبِطِ، وَقَصّ الشّارِبِ

Artinya: “Ada lima macam fitrah, yaitu khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kebersihan dan Kesucian Sebelum Sholat

Makna filosofis atau hikmah dari pelaksanaan sholat adalah harus dalam keadaan bersih dan suci, sebagaimana disyaratkan dalam QS Al Maidah ayat 6, bahwa syarat sah sholat itu harus dalam keadaan suci dari hadas baik kecil apalagi hadas besar. Hadas kecil bersucinya dengan wudhu, sedangkan hadas besar selain dengan wudhu, terlebih dahulu harus mandi junub.

Kemudian dalam sholat itu bukan hanya suci badan saja, tetapi harus juga suci pakaian dan tempat. Tempat itu ada dua yaitu: (1) tempat pelaksanaan sholat (sujud) yakni masjid dan lain-lain; dan (2) tempat yg dilalui menuju tempat sholat, misalnya dari toilet/tempat wudhu menuju area suci (dimaknai lingkungan).

Suci maknanya lebih tinggi dari bersih.
Setiap yang suci pasti bersih. Ini semua harus diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari di mana pun berada.

Sebagai santri menjaga kebersihan bukan hanya melaksanakan tata tertib tetapi lebih dari itu merupakan ajaran dan perintah dari Allah Swt. dan Rasulullah Saw.

Beberapa hal ini harus senantiasa kita jaga kebersihannya sebagai santri Pondok Pesantren Al-Fathimiyah, yaitu:

  1. Kebersihan diri dengan menjaga anggota badan agar tetap bersih dan sehat.
  2. Kebersihan pakaian, karena kalau pakaian yang kita pakai kotor maka lebih dekat dengan penyakit.
  3. Kebersihan tempat tidur.
  4. Kamar dan lingkungan asrama, sebagaimana kebersihan dan kesucian tempat sholat.
  5. Kebersihan di luar lingkungan asrama yaitu lingkungan yayasan dan sekolah, sbagaimana kebersihan toilet/tempat wudhu.

*Disarikan dari khutbah jumat di Masjid Al-Fathimiyah, Jumat 15 November 2024. Imam dan Khotib Abah Drs. K.H. Tajudin Ahmad, bilal: Dyno Wildan Naufal, santri kelas X Madrasah Aliyah (MA) Al-Fathimiyah.

Open chat
INFORMASI PENDAFTARAN
Assalamu'alaikum wr. wb...
Klik OPEN CHAT untuk Informasi PSB via Whatsapp