Abah Drs. K.H. Tajudin Ahmad menyampaikan taushiyah dalam acara puncak peringatan Harlah Ke-32 Tahun Yaspiyah. Beliau menyampaikan beberapa pesan di antaranya mengenai kemuliaan sholawat dan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.
Abah K.H. Tajudin Ahmad berpesan agar kita membiasakan diri begitu mendengar nama Nabi Muhammad SAW disebut refleks menjawab dengan bersholawat, “Allahumma sholli wa sallim wa barik alaih…”
Secara khusus, dalam momen Harlah Ke-32 ini, Abah K.H. Tajudin Ahmad juga menyampaikan pesan khusus seputar Yaspiyah. Berikut ini ringkasannya:
Tidak Melupakan Jasa Para Pendiri Yaspiyah
“Dahulu, para pendiri Al-Fathimiyah mendirikan Al-Fathimiyah itu butuh pemikiran yang mendalam, butuh cita-cita yang tinggi, butuh perencanaan yang matang, butuh pengorbanan yang tidak sedikit, bahkan butuh uang dan materi yang tidak kecil.
Intinya para pendiri Yaspiyah sangat besar jasanya, maka kami bertekad tentunya tidak akan melupakan jasa-jasa beliau sampai akhir hayat, kami akan terus mengenang, kami akan terus mendoakan para pendiri Al-Fathimiyah, karena betapa banyak dan besarnya pengorbanan para pendiri Yaspiyah.
Sampai sekarang sudah 32 tahun Al-Fathimiyah. Tugas kami, kewajiban kami adalah menjaga dan meneruskan cita-cita para pendiri Yaspiyah.
Ada peribahasa membangun itu susah, butuh waktu dan biaya yang besar. Tapi merawat, menjaga dan melestarikannya lebih susah.
Kami sebagai pengurus, sebagai khodim, sebagai pelayan saling berbagi tugas. Kami yang menyediakan fasilitas, silakan manfaatkan, silakan gunakan dengan baik. Kami hanya meminta jaga, rawat dan jangan dirusak. Silakan pakai dan manfaatkan.
Di usia ke-32 tahun Yaspiyah, mari sama-sama kita emban kewajiban menjaga, melestarikan dan memajukan Al-Fathimiyah dengan sebaik-baiknya, sebagaimana para pendiri dahulu mencurahkan waktu, tenaga, pikiran dan materi yang tidak kecil.
Pentingnya Adab
Di Al-Fathimiyah yang diutamakan adalah akhlak dan adab. Jika akhlak baik insyaAllah ilmu akan mengikuti dengan mudah. Bila akhlaknya baik kepada guru, insyaAllah yang disampaikan oleh guru akan mudah diterima.
Di Al-Fathimiyah adalah proses, yang paling penting adalah penerapan di rumah, sehari-hari.
Visi-Misi yang Tetap Relevan
Di usia ke-32 tahun, Al-Fathimiyah akan terus berusaha meningkatkan ke arah yang lebih baik. Seluruh pembelajaran, semua pengembangan bakat, pembiasaan di Al-Fathimiyah harus sesuai dan tetap berpedoman dengan visi-misi Al-Fathimiyah.
Itu acuan kita, pedoman kita. Visi-misi ini sudah disusun, dipikirkan, dan diistikhorohkan oleh para pendiri, khususnya Al Maghfurlah KH Zaenal Abidin Ahmad.
Saya yakin ketika beliau menyusun visi-misi ini tidak sembarangan, tidak asal sebut. Mungkin telah melalui banyak proses, melalui permenungan diri, pemikiran yang mendalam, bahkan dibarengi munajat kepada Allah SWT agar visi-misi ini sesuai dan terus berlaku sepanjang masa, tidak hanya relatif, tidak hanya sementara.
Dan terbukti, di usia 32 tahun Al-Fathimiyah, visi-misi ini tetap relevan dengan kondisi zaman ini, yaitu “Membentuk generasi muslim yang kaaffah”.
Tidak pudar dimakan zaman. Bersyukur alhamdulillah terhadap para pendiri. Seraya terus kita doakan agar para pendiri pada akhirnya min ahlil jannah, mendapat ridho dari Allah SWT yang akhirnya menjadi ahli surga-Nya Allah SWT. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin…
Selain berpedoman pada visi-misi, juga tetap landasan kita ada pada motto Yaspiyah, yaitu iman, ilmu, amal, dan ikhlas. (ades)