Minha-museum-islam-indonesia-kh-hasyim-asyari-tebuireng
Di ruangan khusus Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari terdapat memorabilia berupa jubah asli, kitab berisi tulisan tangan, dan replika tongkat Beliau.

Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (Minha) terletak di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Dari pondok Tebuireng putra, Minha berada di sisi selatan atau di belakang pondok yang dapat diakses melalui Jalan Irian Jaya kemudian masuk ke Tebuireng Gang IV.

Setelah masuk Tebuireng Gang IV lurus hingga sampai ke sebuah perempatan. Arah kanan menuju area Pondok Mu’allimin, area SMA, MTs Tebuireng dan makam Gus Dur. Sedangkan kiri ke Madrasah Aliyah Salafiyah Syafiiyyah (MASS) Tebuireng dan kampus Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy).

Tak jauh setelah lurus melewati perempatan yang agak menanjak itu, di sisi kiri jalan merupakan area SMP A Wahid Hasyim Tebuireng dan Masjid Ulil Albab. Sementara di sisi kanan terdapat gedung Pusat Kesehatan Pesantren (Puskestren) Tebuireng. Masih terus lurus kita akan melewati Pondok Putri Tebuireng di sisi kiri jalan. Dari gerbang depan Pondok Putri Tebuireng, gedung Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari mulai terlihat di ujung jalan.

Akses lain menuju Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari adalah melalui area parkir Kawasan Makam Gus Dur (KMGD).

Dari arah Jombang kota, akses menuju area parkir KMGD melalui Jalan Irian Jaya terus lurus sampai lampu merah pertigaan Pasar Cukir. Kiri ke arah Wonosalam, sementara lurus arah ke KMGD sampai kira-kira 300 meter dari lampu merah dan melewati pasar Cukir ada pertigaan Cukir Gang II. Lurus ke Pare, Kediri, sementara arah ke KMGD adalah ke kanan pertigaan.

Setelah belok kanan dari pertigaan Cukir Gang II kemudian lurus sejauh sekitar 1 km, lalu belok kanan. Kemudian lurus melewati Rumah Sakit KH Hasyim Asy’ari sejauh sekitar 100 m, area parkir KMGD ada di sebelah kanan jalan. Dari KMGD, Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari berada di sisi timur. Gedung Minha sangat mencolok dengan bentuk segi tiga yang khas sehingga mudah dikenali.

Bentuk segi tiga dipilih tampaknya menyelaraskan dengan logo Tebuireng yang dominan berbentuk segi tiga. Dilansir dari Tebuireng Online, bentuk segi tiga ( الشَّكْلُ الْمُثَلَّثُ ) ini melambangkan kokoh iman dan teguh memegang pendirian. 

Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari terdiri dari tiga lantai. Hanya dua lantai yang dapat diakses pengunjung. Lantai dasar banyak diisi pernik sejarah Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dan cucu Beliau, Presiden Ke-IV RI, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Sementara lantai dua berisi linimasa sejarah penyebaran Islam di Indonesia.

Di lantai dasar Minha terdapat ruang khusus Mbah Hasyim dan Gus Dur. Di ruangan khusus Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari terdapat memorabilia berupa jubah asli, kitab berisi tulisan tangan, dan replika tongkat Beliau. Tongkat asli Mbah Hasyim, menurut cerita sebagian alumni Tebuireng, ada pada Gus Reza, cucu Mbah Hasyim, putra dari KH Yusuf Hasyim, pengasuh Pesantren Tebuireng periode 1965-2006.

Sementara di ruang Gus Dur Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari terdapat koleksi khas Gus Dur, mulai dari peci, mesin tik, cd musik dan film, piringan hitam, buku, foto-foto Beliau bersama para tokoh nusantara dan dunia, foto Beliau bersama istri, dan foto keempat putri Beliau.

Menuju lantai dua Minha kita akan melewati semacam lorong yang sisi kirinya terpampang foto Mbah Hasyim dan Gus Dur.

Lantai dua Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari berisi sejarah masuknya Islam di Bumi Nusantara. Beberapa benda peninggalan yang ditampilkan di Minha antara lain replika nisan makam bertuliskan aksara Arab, bendera, keris, pedang, dan kitab-kitab beraksara pegon. Sebagian besar memorabilia mengilustrasikan sejarah Islam di Indonesia.

iklan_umroh_alfathimiyah

Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari diresmikan oleh Presiden ke-VII RI Joko Widodo pada 18 Desember 2018. Pengunjung tidak dikenakan tiket masuk, hanya diwajibkan mengisi buku tamu. Jam operasional Minha mulai Selasa sampai Minggu, pukul 08.00 – 16.00 WIB. Tutup pada hari Senin dan setiap hari libur nasional.

Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang sejarah Islam di Indonesia, mengunjungi Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari layak dilakukan. Selain itu, letaknya yang berada di Kawasan Pendidikan Pesantren Tebuireng juga area makam Gus Dur, dan dua makam pahlawan nasional: (1) makam Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari; dan (2) makam KH Wahid Hasyim, dapat menambah wawasan tentang banyak hal, terutama rekomendasi pendidikan ke-pesantren-an. Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. (*)


Tentang Penulis

fathimiyah_tour_haji_dan_umroh