
Memasuki fase 10 hari terakhir bulan Ramadan, setidaknya ada beberapa hal yang patut kita sadari. Salah satunya bahwa puasa menyehatkan.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
وَصُومُوا تَصِحُّوا
Artinya, “Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat.” (HR Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Awsath, [Kairo, Darul Haramain, 1415], jilid VIII, hlm. 174)
Tersirat dalam hadis di atas bahwa puasa bukan hanya ibadah spiritual tetapi juga ibadah fisik yang memberikan banyak manfaat secara paripurna. Puasa mengistirahatkan organ pencernaan manusia, membantu proses detoksifikasi (pembuangan racun), dan memperkuat imun tubuh.
Allah ﷻ telah menentukan satu bulan khusus dari masa 12 bulan untuk hamba-hamba-Nya berpuasa. Memerintahkan kita agar mereset ulang “mesin” tubuh, yakni perut, wabilkhusus organ-organ pencernaan, tempat semua “bahan bakar” yang diperlukan tubuh kita diolah sebelum disebarkan ke seluruh bagian raga.

Selama puasa, perut dan organ pencernaan di dalamnya mendapat tambahan waktu untuk mengurangi beban kerja. Bila tak ada jeda ini, bisa jadi ada banyak penyakit akan dialami.
Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali atau lebih dikenal sebagai Imam al-Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin menerangkan bahwa seorang hamba yang sedang menempuh jalan ibadah dan ketaatan wajib menjaga perut mereka. Sebab perut adalah anggota tubuh yang paling besar bahayanya dan paling sulit diperbaiki.
Dalam Ihya ‘Ulumiddin, Imam al-Ghazali juga menjelaskan bahwa perut adalah sumber penyakit dan mengatur pola makan adalah obat penawarnya. Mengatur pola makan dapat berbentuk menjaga jumlah makanan/minuman, menjaga kualitas makanan/minuman, dan mengatur waktu makan/minum. Berpuasa menjadi pilihan utama untuk mulai melakukan pengaturan-pengaturan tersebut.
Misalnya, dalam hal menjaga kuantitas dan kualitas makanan/minuman, kita dianjurkan untuk berbuka dengan tiga butir kurma dan segelas air putih. Berbuka puasa dengan tiga butir kurma merupakan anjuran Rasulullah ﷺ yang menyehatkan. Kurma mengandung banyak nutrisi, seperti serat, vitamin, mineral, dan antioksidan.

Dilansir dari NU Online, Shahrul Rahman dalam artikelnya Ramadan Fasting and its Health Benefits: What’s New? menjelaskan bahwa puasa Ramadan menjadi pilihan pengobatan yang efektif untuk diabetes non-insulin ringan hingga sedang, obesitas, dan hipertensi esensial (Macedonian Journal of Medical Sciences, 2022 Jul 27, hlm. 1332).
Kesimpulannya, puasa Ramadan dengan segala tuntunan di dalamnya adalah momentum untuk mereset tubuh kita agar kembali sehat dan bugar. Atau paling tidak jauh dari berbagai macam penyakit. Maka, tepatlah apa yang pernah disampaikan Bimbo–grup musik asal Bandung yang banyak menulis lagu bernuansa religi–dalam salah satu lagunya yang paling banyak diputar tiap kali Bulan Ramadan tiba, Puasa:
“Puasa, puasa
Wajib bagi yang beriman
Puasa, puasa
Sebetulnya menyehatkan”
