
Serah Terima Santri Mukim Pondok Pesantren Al-Fathimiyah
Ada saat di mana seorang anak tak lagi hanya milik keluarganya. Ia mulai melangkah menuju jalan ilmu dan perjuangan, meninggalkan kenyamanan rumah, demi mencari keberkahan hidup. Begitulah yang tergambar dalam momen haru serah terima santri mukim di Pondok Pesantren Al-Fathimiyah.
Dalam prosesi khidmat tersebut, seorang santri muda bersimpuh di hadapan ayahnya dan Pimpinan Pesantren. Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, ia meminta izin, doa, dan ridho untuk menapaki jalan baru—menjadi penuntut ilmu di bawah bimbingan para guru dan ulama. Tak sedikit air mata yang menetes, bukan karena perpisahan semata, tetapi karena harapan dan cinta yang begitu dalam.
Sang wali, dengan hati yang berat namun penuh keikhlasan, menyerahkan anaknya kepada lembaga yang akan mendidik akhlaknya, membentuk jiwanya, dan menanamkan nilai-nilai Islam sejati. Prosesi ini bukan hanya formalitas. Ia adalah penyerahan amanah, disaksikan langit dan bumi—sebuah ikrar kepercayaan antara orang tua dan pesantren.
Pimpinan Pesantren Al-Fathimiyah Abah KH Mahpudin Ahmad S.Ag menerima sang santri dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang. Tak hanya sebagai murid, tapi sebagai generasi penerus yang kelak akan menjadi pewaris ilmu, penjaga nilai-nilai luhur, dan pelita umat.
Tangis, peluk, dan doa menjadi saksi bisu di sudut-sudut masjid. Dalam isakan haru itu, tersembunyi kekuatan besar: keikhlasan orang tua, semangat anak, dan janji lembaga untuk menjaga, membina, dan membimbing dengan sepenuh hati.
Inilah awal dari perjalanan panjang. Sebuah langkah kecil yang penuh makna, menuju kehidupan yang lebih terarah dan bermartabat. Semoga kelak mereka pulang bukan hanya membawa ilmu, tapi juga membawa berkah, akhlak, dan kebanggaan bagi orang tua, agama, dan bangsa. (*)

