H. Bangga Heriyanto, S. Sos 
Dalam acara penyerahan hadiah pemenang lomba menulis memeriahkan HSN 2024 Yayasan Pendidikan Islam Al-Fathimiyah (Yaspiyah), yang dihelat pada Kamis 24 Oktober 2024 di Aula Al Maghfur Laha Umi Hj. Maemunah, Sekretaris Umum Yaspiyah Abah K.H. Aef Saefullah Ahmad, SS menyampaikan beberapa arahan.
“Tradisi menulis adalah tradisi santri, tradisi pondok pesantren. Banyak kiai yang produktif menulis, menghasilkan karya tulis berupa kitab-kitab klasik yang membahas berbagai hal keagamaan, sosial, ukhuwah, dan lain sebagainya.”
“Kiai Haji Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), pendiri Pondok Pesantren Tebuireng yang alumninya merupakan separuh lebih kiai-kiai di Nusantara, adalah seorang penulis yang produktif. Beliau mendapatkan gelar hadratussyaikh di antaranya karena hafal kutubus sittah (6 kitab hadits: Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah -red), dan mensyarahi (menguraikan) kitab-kitab tersebut ke dalam kitab karangan beliau sendiri.”
“Mbah Sahal (KH MA Sahal Mahfudh, Rais Aam PBNU 1999-2014 –red) seorang kiai produktif menulis. Beliau menulis buku Fiqih Sosial, sebuah karya yang banyak dirujuk penulis-penulis muda NU.”
“Kita hari ini di Al-Fathimiyah sudah memiliki media, memiliki wadah untuk itu. Mulailah menulis dari hal-hal yang sederhana. Dipublikasikan via website, dan insyaAllah dalam waktu dekat akan terbit kembali majalah Risalah Al-Fathimiyah.”
“Apa yang Ibu/Bapak tulis, dibaca oleh siswa, oleh civitas academic Yaspiyah, kemudian mereka terinspirasi untuk menulis, atau melakukan kebaikan yang Ibu/Bapak sampaikan dalam tulisan tersebut, itu sudah merupakan amal jariyah, menghasilkan pahala yang terus mengalir.” (*)
